JIKA kita pelajari siklus mahluk hidup terutama unggas dan khususnya murai batu maka akan kita temui dasar awalanya yakni telur , menetas , terotol , murai muda , murai dewasa , gacor , fighter teritorial dan persaingan , kawin , masa transisi , ganti bulu rutin dan masa istirahat.
Kita coba ulas siklus tersebut :
Kita coba ulas siklus tersebut :
- Periode telur , menetas , terotol , murai muda sampai menjadi murai sampaumur yakni masa berguru dan berlatih untuk tumbuh menjadi MB sampaumur yang mapan , pada masa inilah peranan kita sebagai perawat sangat diperlukan. Bakat memang mendominasi namun rawatan kita juga tak kalah penting turut membantu perkembangan dari seekor murai batu kuncinya “berikan materi isian/pemasteran yang anggun dan panjang panjang” sedari kecil , supaya warna bunyi tersebut menjadi bunyi dasar dan andalannya dikala dewasa dan menjadi MB mapan nanti.
- Gacor , pada masa ini MB sudah mulai mengambarkan jati dirinya sebagai burung fighter , dikala inilah intensitas santunan materi isian lebih ditingkatkan lagi terutama bunyi bunyi tembakan tembakan , juga kesehatan fisik harus selalu diperhatikan dengan trik menggunakan kandang umbaran untuk olahraga ataupun hanya sekedar media relaksasi saja , rutinitas mandi dan jemur tetap dijaga serta pemindahan tempat atau suasana suasana baru mulai kita kenalkan dengan menggantung MB di beberapa tempat yang berbeda , membawa dengan kendaraan baik roda dua ataupun roda empat.
- Fighter teritorial dan persaingan , setelah melewati masa gacor , saatnya MB mengambarkan kemampuan tarung bunyi yang bergotong-royong , dan ini yakni naluri alamiah dari burung bertipe fighter , pada masa ini yakni masa yang sangat baik untuk mulai melombakan dengan MB lainnya , dan pada masa inilah saatnya kita jeli dan mulai fokus mencari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh MB yang kita rawat. Jika materi isian belum maksimal , maka maksimalkan santunan materi isian mirip yang pernah kita bahas pada cuilan pemasteran , jikalau mental tarung masih belum baik , jangan eksklusif menyimpulkan bahwa MB tersebut tidak anggun , bisa jadi mentalnya belum begitu terbentuk baik dari segi usia ataupun siklus yang belum pas masanya.
- Masa kawin dan masa transisi , umumnya setelah melawati masa persaingan teritorial MB setrik naluri akan masuk pada lisan lebih banyak didominasi kawin , membesarkan anak dan selang beberapa waktu kemudian ada yang mulai masuk masa transisi menuju pergantian bulu/mabung. Pada fase ini MB masih bisa dibawa lomba , walaupun terkadang tidak seagresif di fase fighter dan persaingan , namun sebaiknya jikalau kita memiliki MB betina sebaiknya agarkan dikawinkan/breding saja sambil menunggu masa ganti bulu. Hindari melombakan MB dikala MB memiliki anak , dikhawatirkan nantinya indukan jantan akan berlaku bernafsu kepada anaknya pada lisan lebih banyak didominasi kawin selanjutnya.
- Masa istirahat , pada fase ini murni kita total mengistirahatkan MB , baik lomba ataupun breeding , jikalau kita langgar biasanya teladan dan siklus MB kedepannya akan menjadi kacau dan tidak teratur , banyak bencana MB yang susah ganti bulu , mabung tidak tuntas , berhenti gacor dsb. Pada fase istirahat ini lebih baik kita konsentrasikan pada santunan EF yang baik dan optimal , cukupi kebutuhan nutrisi , gizi dan faktor pendukung kesehatan lainnya , dan sebisa mungkin MB lebih banyak istirahat dan mendengarkan bunyi masteran yang kita putar ataupun dekatkan dengan burung burung pelatih yang biasa kita gunakan. Konsentrasi saja pada dua hal tersebut yakni kebutuhan gizi dan pemasteran setrik maksimal.
Agar lebih terperinci bisa kita perhatikan pada gambar siklus hidup murai batu yang saya buat dan ilustrasikan dalam tiga bentuk gambar , point utamanya yakni ingat dan pahami kapan dan bulan berapa MB yang kita pelihara mulai berganti bulu itu sebagai dasar hitungan kita , walaupun tidak semua MB memasuki masa ganti dulu dalam waktu yang sama.
Salam
Salam
Andri Asmari
0 Response to "Siklus Hidup Dan Performa"