Latest News

Kumpulan Opini Kompas: Pendidikan Bagi Semua

Boediono

Saya punya sebuah impian. Saya yakin , ini juga harapan kita semua: suatu dikala nanti , setiap anak Indonesia di pelosok mana pun mereka tinggal , apa pun latar belakang sosial-ekonominya sanggup dengan gampang dan murah memperoleh pendidikan bermutu sehingga ia sanggup mewujudkan setrik maksimal potensinya sebagai warga bangsa dan sebagai warga umat manusia.

Kita mendambakan suatu sistem pendidikan nasional yang bisa mendukung harapan itu. Yang kita dambakan ialah sebuah ”sistem pencerdasan bangsa” yang membuka kesempatan bagi setiap warga negara setiap dikala sepanjang hidupnya untuk meng-upgrade dirinya , untuk mengaktualisasikan potensi dan bakatnya. Kita mendambakan sebuah sistem lifelong education yang sanggup memaksimalkan bantuan kumulatif setiap warga negara sepanjang masa hidupnya. Bayangkan betapa majunya bangsa ini bila setiap warga negaranya sanggup mewujudkan potensi maksimalnya menyerupai itu.

Impian ini memang masih jauh dari kenyataan , meskipun akhir-akhir ini sudah banyak kemajuan. Kita menyadari , masih banyak belum dewasa kita yang belum mendapat susukan yang memadai pada pendidikan , baik setrik kuantitas maupun kualitas. Tanah Air kita memang sangat luas. Kuantitas dan , terutama , kualitas layanan pendidikan sangat bervariasi antara satu tempat dan tempat lain. Banyak faktor yang menyebabkannya , mulai dari keterpencilan sampai keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan. Dan yang paling penting , ada ketidakmerataan penyebaran guru yang mumpuni dan berkomitmen antarsekolah di Tanah Air. Itu semua ialah kendala sisi supply. Di sisi demand pun ada hambatan-hambatan. Kemiskinan , biaya sekolah yang mahal , dan masih adanya perilaku keluarga yang kurang menghargai pendidikan bagi anak-anaknya ikut menjadi penyebab ketidakmerataan pelayanan pendidikan di Tanah Air.

Memanfaatkan teknologi

Sudah banyak kegiatan yang kita lakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan itu , terutama dengan tersedianya anggaran pendidikan yang makin memadai akhir-akhir ini. Tetapi , toh , kondisinya masih jauh dari harapan kita. Dengan trik dan tempo menyerupai yang kita lakukan kini ini , barangkali kita membutuhkan waktu tidak kurang dari seratus tahun untuk mendekati posisi ideal yang kita dambakan. Sementara itu , negara-negara lain juga terus memacu maju diri mereka.

Apa yang mesti kita lakukan? Jawabannya ialah langkah-langkah terobosan bila kita tidak mau tertinggal kereta. Kita harus melaksanakan lompatan. Salah satu lompatan itu ialah dengan memanfaatkan teknologi mutakhir di bidang pendidikan , secepatnya dan setrik luas. Khususnya kita harus memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebab pada hakikatnya proses pendidikan ialah proses transfer dan diseminasi informasi. Yang saya maksud ialah penerapan pembelajaran online atau e-learning. Apabila didesain dengan baik , e-learning sanggup menjawab sebagian besar dari kendala yang saya sebut tadi. Dan dengan itu , pemerataan pendidikan sanggup kita percepat.

Sistem e-learning yang berskala nasional perlu segera kita bangun. Sistem itu pada prinsipnya sanggup kita terapkan pada semua jenjang pendidikan , mulai dari SD sampai perguruan tinggi. Tetapi kali ini marilah kita ambil rujukan penerapannya pada perguruan tinggi. Bayangkan mahasiswa di mana pun di Tanah Air , dan kapan pun , dengan gampang sanggup mengakses paket mata kuliah yang diinginkan setrik online. Paket itu merupakan paket pengajaran lengkap , yang meliputi mulai dari rangkaian kuliah selama satu semester , yang dibawakan oleh dosen atau pelatih terbaik di Tanah Air untuk bidang itu. Paket itu juga menyediakan susukan pada rekaman buku teks dan referensi utama , materi tes atau latihan serta tugas-tugas lain , lengkap dengan kegiatan evaluasinya. Singkatnya , paket itu sejauh mungkin harus sanggup menjadi substitusi bagi proses pembelajaran tatap muka konvensional , dengan kualitas yang barangkali bahkan lebih baik. Paket itu harus didesain sebagai kegiatan dua arah , yang memungkinkan interaksi maksimal antara kegiatan dan pemakai program.

Dalam sistem e-learning yang lebih maju , juga dimungkinkan interaksi dan komunikasi real time antara pelatih dan mahasiswa dan antarmahasiswa pengguna paket , semacam jaringan ”tatap muka” di dunia maya. Keuntungan utama dari sistem pembelajaran online ialah potensinya untuk menjangkau mahasiswa dalam jumlah yang berlipat ganda dibandingkan dengan sistem pembelajaran konvensional dan dengan jaminan standar kualitas pengajaran minimal yang memadai.

Pada skala besar , biaya per mahasiswa bakal sangat rendah. Ini tentu bakal membantu terbukanya susukan yang makin lebar bagi mereka yang sebelumnya tidak sanggup mengenyam pendidikan tinggi.
Teknologi yang kini tersedia memungkinkan pendidikan bermutu dengan biaya murah dan sangat fleksibel , bebas dari kendala waktu dan geografi. Sebuah self directed e-learning memungkinkan siswa berguru setrik berdikari dengan irama yang pas bagi masing-masing.

Dan ada satu laba penting lagi , sistem ini memungkinkan lifelong learning bagi semua , menyerupai yang kita dambakan. Dalam konteks pendidikan tinggi di Tanah Air , penerapan sistem pembelajaran online juga memungkinkan kita dalam waktu cepat mengurangi disparitas kualitas pendidikan yang sangat mencolok di antara 3.000 lebih perguruan tinggi yang ada kini di Tanah Air.

Isi dan peranti lunak apa yang harus kita persiapkan untuk menerapkan sistem e-learning setrik nasional? Pertama , harus ada infrastruktur TIK yang andal. Infrastruktur yang ada kini , Agar menjangkau seluruh pelosok Tanah Air , perlu di-upgrade. Ini tentu memerlukan biaya. Kedua , kita harus membuatkan sistem software-nya yang bisa melayani semua interaksi yang diharapkan untuk proses pembelajaran yang efektif. Saya mendengar bahwa beberapa institusi pendidikan di dalam negeri sudah membuatkan sistem semacam ini , meskipun aplikasinya masih terbatas , belum berskala nasional. Di luar negeri , sudah ada sistem yang melayani pada skala global. Kita tentu bisa berguru dari pengalaman mereka. Ketiga , kita harus membuatkan konten paket-paket yang ditawarkan sesuai kondisi di Tanah Air. Ini memerlukan penyiapan yang matang dan cermat sebab konten inilah yang alhasil menentukan kualitas pembelajaran itu. Kita harus menentukan pelatih dan ahli-ahli yang top untuk setiap bidang untuk menyusun materi dan menjadi narasumber online.

Dan , apabila kita ingin meningkatkan taraf pendidikan tinggi kita ke standar internasional , paket yang telah disusun lalu perlu pula dibandingkan atau di-benchmark dengan paket sejenis yang ditawarkan oleh institusi-institusi ternama di luar negeri. Selanjutnya , Agar sistem keseluruhan berfungsi baik , harus ada sistem pengelolaan dan pengendalian sentral untuk memastikan itu. Dan terakhir , kita harus menyiapkan perangkat-perangkat TIK dan administratif yang diharapkan mahasiswa di semua perguruan tinggi untuk sanggup memanfaatkan setrik penuh sistem itu. Ini semua memerlukan banyak kerja dan tidak sedikit biaya. Tapi saya sangat yakin bahwa manfaat yang bakal dipetik oleh kita semua bakal berlipat ganda dari apa pun yang kita keluarkan. Saya juga yakin bahwa menunda langkah terobosan ini justru bakal mengakibatkan  opportunity cost yang sangat besar bagi bangsa kita sebab banyak peluang yang hilang bagi bangsa kita.

Saya perlu tekankan bahwa penerapan sistem e-learning ini tidak harus menggantikan sistem pengajaran tatap muka yang dilaksanakan di ke-3.000 perguruan tinggi yang ada sekarang. Sistem itu merupakan tambahan atau penguat , terutama di bidang-bidang yang dirasakan lemah di tiap perguruan tinggi. Tapi pada waktunya , tentu pengajaran tatap muka yang nyata-nyata di bawah standar harus hilang dan diganti dengan yang lebih baik.

Saya juga perlu tegaskan di sini bahwa bagi negara sebesar Indonesia , tidak harus hanya ada satu sistem e-learning. Beberapa sistem bisa beroperasi bersamaan. Ruang bagi inisiatif swasta terbuka luas. Tidak harus dimonopoli oleh negara. Yang penting , semua harus memenuhi standar akademis dasar yang ditentukan dan semua harus mengikuti tata kelola yang mengacu pada best practices. Semuanya itu untuk mengawal kualitas produk pembelajaran.

Boediono  Wakil Presiden Republik Indonesia

0 Response to "Kumpulan Opini Kompas: Pendidikan Bagi Semua"

Total Pageviews